Jumat 17 Feb 2012 22:01 WIB

Selat Hormuz, Antara Iran, Penyelundup dan Kembang Api (3-habis)

Helikopter angkatan laut AS terbang rendah di atas kapal perusak, Sterett, saat melintasi Selat Hormuz
Foto: Reuters
Helikopter angkatan laut AS terbang rendah di atas kapal perusak, Sterett, saat melintasi Selat Hormuz

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah helikopter dari kapal induk Abraham Lincoln biasanya terbang rendah di atas kapal patroli Iran selama transit lewat Selat Hormuz, Kamis (16/2). Setelah pesawat menghilang, kapal patroli Iran hanya tampak seperti titik kecil dalam horizon.

Pelaut dari anjungan Cape St George, memperkirakan bahwa kapal Iran paling tidak mengangkut lima rudal. "Ia mengarah langsung ke Abe," ujar pelaut lain mengacu pada julukan Abraham Lincoln.

Tak lama, anjungan dipenuhi dengan energi lagi. Beberapa pelaut memegang teropong dan mempelajari kapal, sementara yang lain menggunakan ponsel dan radion mereka. Tak lama kemudia boat Iran hanya berjarak 3,2 kilometer dari Kapal AS dan mengubah halauan menjauhi dari pesawat induk.

Terlepas bahwa ancaman potensial terlihat pergi, anjungan tetap sibuk.  Teropong tetap digunakan di arah titik kapal Iran pergi, hingga beberapa menit setelah ia menghilang..

Beberapa menit tanpa insiden, pelaut AS kemudian mulai menyantap buah, kue Pop Tart dan menenggak kopi. Kemudian radio tiba-tiba bersuara, telepon berdering dan seseorang berkata bahwa enam atau tujuh kapal cepat bergerak tepat menuju Abe.

Kapal-kapal mungil itu terlihat tangguh begitu mereka begerak di horizon memacu kecepatan, menghilang beberapa detik ketika gelombang besar menyapu. Cara termudah untuk mengetahui kapal-kapal itu berada adalah melihat helikopter yang bergerak di atasnya.

Beberapa boats memacu kecepatan tepat di depan Sterett. Satu pelaut mengatakan mereka memotong kurang dari 2 kilometer di depan kapal perusak tersebut. Setelah mereka berhasil menempatkan posisi di sisi lain konvoi, satu perahu meninggalkan diri dan mencoba memotong Sterett dan Abe.

Hampir saja upaya itu berhasil, helikopter langsug menembakan peluru dari flare gun ke arah boat itu, menyebabkan kapal kecil berputar halauan menjauhi kapal induk.

Anjungan terlihat penuh dengan semangat. Apakah mereka kapal-kapal Iran? Apakah mereka Garda Revolusi? Beberapa menit berlalu, akhirnya kapten berkata bahwa mereka sepertinya adalah penyelundup dan terlihat tidak bersenjata. Namun setiap pelaut di anjungan terlihat tersenyum dengan suka cita.

Perjalanan melintasi Hormuz hampir mencapai akhir dan para kru terlihat mengambil nafas dalam bersama-sama. Sekitar satu jam kemudian Kapten Don Gabrielson, mengumumkan lewat sistem PA, memberi selamat atas kinerja bagus para awaknya.

Pelaut kembali ke tugas normal dan mulai mempersiapkan misi berikut mereka, melakukan operasi penerbangan di atas Afghanistan. Mereka dijadwalkan terbang tepat keesokan hari.

Terlepas bahwa pelayaran itu aman dan mengalami beberapa kejadian cukup membuat waspada, para pelaut terlihat puas. "Saya melihat kembang api," ujarnya mengacu pada flare gun yang ditembakkan dari Helikopter.

sumber : msnbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement