Sabtu 18 Feb 2012 21:33 WIB

Iran: Kami akan Gelar Kapal Perang Dekat Perairan AS

Armada 18 kapal perang Angkatan Laut Iran
Foto: irib
Armada 18 kapal perang Angkatan Laut Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Republik Islam Iran tidak pernah gentar menghadapi berbagai sanksi yang dikenakan Barat. Sejak diembargo tahun 1979 akibat Revolusi ISlam, Iran justru mengalami kemajuan dalam teknologi dan nuklir. Hal yang justru semakin memancing emosi dan kemarahan AS dan Barat. 

Keberanian Iran menghadapi gertakan dan ancaman Barat dibuktikan dengan penggelaran angkatan perangnya di Laut Mediterania dan Selar Hormuz. Gelar angkatan perang tersebut dilakukan Iran beberapa kali sejak hubungannya dengan AS, Israel, dan Barat semakin memanas setahun terakhir. Bahkan, pemimpin militer Iran menyatakan akan menggelar kekuatan perang di perairan dekat AS di masa mendatang.

"Sementara para komandan angkatan lautnya mengatakan mereka berencana menggelarkan kapal-kapal dekat perairan AS di masa mendatang," kata Laksamana Habibolllah Sayari dalam pernyataan yang dikutip kantor berita IRNA, sebagaimana dilansir AFP, Sabtu (18/2). 

Pasukan angkatan laut Iran terdiri atas satuan kecil termasuk kapal-kapal cepat yang dilengkapi dengan rudal, yang beroperasi di Teluk Persia dan berada dibawah komando Pengawal Revolusi.

Angkatan laut menggunakan kapal-kapal pergat kecil, perusak dan tiga kapal selam klas Kilo buatan Rusia yang mengawasi misi-misi di Teluk Oman dan Teluk Aden.

Angkatan laut kini secara permanen menggelar setidaknya dua kapal di daerah-daerah itu untuk mengawal kapal-kapal niaga dan terlibat dalam lebih dari 100 konfrontasi dengan para perompak bersenjata dalam Desember, kata komandan angkatan laut itu.

Sementara itu kapal-kapal perang Iran memasuki Laut Mediterania setelah melintasi Terusan Suez, Sabtu (18/2). Tindakan itu untuk menunjukkan kekuatan Teheran kepada negara-negara kawasan, terkait ketegangan hubungan dengan Israel.

"Angkatan laut yang strategis Republik Islam Iran melewati Terusan Suez untuk kedua kali sejak Revolusi Islam tahun 1979," kata Sayari.

Ia tidak mengatakan berapa jumlah kapal yang melintasi terusan itu, atau misi apa yang mereka lakukan di Mediterenia, tetapi mengatakan armada itu sebelumnya singgah d kota pelabuhan Arab Saudi Jeddah.

Dua kapal perang Iran, perusak Shahid Qandi dan kapal pasokan Kharq, telah singgah di kota pelabuhan itu 4 Februari.

Sayari mengatakan penggelaran kapal-kapal perang itu ke Mediterenia akan menunjukkan kekuatan republik Islam itu kepada negara-negara kawasan itu dan juga menyampaikan pesan Teheran bagi perdamaian dan persahabatan.

Kehadiran pertama kapal perang Iran di Mediterenia Februari 2011 memicu reaksi keras dari Israel, dan AS bersama dengan negara Yahudi menyiagakan angkatan laut mereka.

Dalam penggelaran tahun 2011, dua kapal Iran, satu perusak dan satu kapal pasokan berlayar melewati pantai Israel dan singgah di pelabuhan Latakia Suriah sebelum pulang ke Iran melalui Laut Merah. Angkatan laut Iran meningkatkan kehadiannya di perairan internasional dalam dua tahun belakangan ini, menggelar kapal-kapal di Samudra India dan Teluk Aden untuk misi-misi melindungi kapal-kapal niaga Iran dari aksi perompak Somalia. Bahkan Iran mengirim kapal-kapal selam ke Laut Merah Juni lalu untuk mengumpulkan data misi pertamanya di perairan terdekat. 

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement