REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki moon menegaskan, jalur diplomatik merupakan solusi tunggal untuk menyelesaikan friksi soal program nuklir Iran.
Republik Islam Iran juga telah menyatakan kesiapannya untuk memulai perundingan dengan Kelompok 5+1 dan tetap menekankan transparansi serta status damai porgram nuklirnya.
Ban Ki moon mengungkapkan, Iran harus membuktikan bahwa tudingan soal produksi senjata nuklir secara rahasia yang dilontarkan Barat itu palsu.
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban Iran untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa program nuklirnya demi kepentingan damai dan tidak menyimpang ke arah militer.
Ia menolak usulan Barat dan Israel untuk menyerang instalsi nuklir Iran. "Seluruh permasalahan harus diselesaikan secara damai dan tidak ada solusi bagi penyelesaikan kasus nuklir Iran kecuali perundingan," tandas Ban Ki moon.
Statemen Ban Ki moon dirilis di saat Saeed Jalili, juru runding Iran pada 14 Februari membalas surat Catherine Ashton, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa terkait upaya dimulainya kembali perundingan antara Iran dan Kelompok 5+1.
Jalili di suratnya menyatakan kesiapan Iran untuk berunding dengan Kelompok 5+1 (AS, Rusia, Cina, Perancis, Inggris dan Jerman) dengan tetap menghormati energi nuklir damai Teheran.