REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Mesir berjanji untuk menyediakan bahan bakar solar untuk pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza, setelah pada pekan ini berhenti beroperasi. Otoritas energi Gaza Ahmad Abu al-Amrin mengatakan sudah melakukan kontak dengan para pejabat Mesir dan akan memberi bahan bakar pada Ahad (19/2). Sebelumnya, puluhan tenaga medis Palestina menggelar aksi di sekitar perbatasan Rafah, Gaza ke Mesir. Mereka mendesak agar segera melakukan intervensi terhadap Kairo.
Amrin meminta Mesir turut bertanggung jawab dalam mendukung perlawanan rakyat Palestina dengan memastikan Palestina memeroleh semua bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan pabrik.
“Kami menuntut pihak Mesir dan Dewan Perwakilan Rakyatnya sebagai gerbang satu-satunya menuju Gaza untuk melakukan perannya membantu rakyat Palestina dan memberikan suplai bantuan bahan bakar untuk mengoperasikan pembangkit listrik,” kata Abu Amrin.
Berhentinya stasiun pembangkit listrik ini, kata Amrin menyebabkan Gaza berada dalam kegelapan dan bencana kemanusiaan. Rumah sakit hingga gedung-gedung pemerintahan padam total. Kementerian Kesehatan Palestina melalui Juru Bicara Kemenkes Palestin, Ashraf al Qader kepada AFP menyatakan beberapa jam ke depan merupakan waktu paling kritis di sektor kesehatan.
"Puluhan anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan kesehatan karena tidak bisa mendapatkan layanan inkubator, disebabkan ketiadaan pasokan listrik," ujar Qader, Sabtu (18/2).
Di samping krisis listrik, sejumlah rumah sakit juga mengalami kekurangan obat-obatan. Sekitar 347 jenis obat dan perlengkapan medis tidak memiliki pasokan. Juga ketiadaan solar untuk menghidupkan genset di sejumlah rumah sakit, yang berarti sekitar 39 ruang operasi akan berhenti bekerja.