REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Harga perdagangan minyak melonjak ke level tertinggi sejak sembilan bulan terkahir di level 105 doler AS per barel di Asia, Senin (20/2).
Harga yang terus melesat ini diakibatkan penghentian ekspor minyak mentah Iran ke Inggris dan Perancis dalam eskalasi sengketa atas program nuklir negara Timur Tengah.
Harga perdagangan minyak mentah naik 1,75 dolar menjadi 104,99 dolar per barel Senin siang waktu Singapura, di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange. Sebelumnya pada pagi harga minyak sempat naik menjadi 105,21 dolar, dimana harga ini tertinggi sejak Mei. Untuk minyak mentah Brent naik 1,52 dolar menjadi 121,10 dolar per barel di London.
Kementerian Minyak Iran pada Ahad (19/2) telah memastikan menghentikan pengiriman minyak mentah kepada perusahaan-perusahaan Inggris dan Perancis. Ini adalah pukulan telak bagi Uni Eropa yang telah menjatuhkan sanksi pada negara eksportir penting minyak seperti Iran.
Menteri Perminyakan Iran Rostam Qassemi telah memperingatkan awal bulan ini bahwa Teheran bisa memotong ekspor minyak untuk membalas negara-negara Eropa. Dimana ke 27 negara Uni Eropa adalah pengimpor 18 persen minyak Iran. Harga minyak telah melonjak jauh dari 96 dolar awal bulan ini, karena keoptimisan ekonomi global tumbuh lebih baik di tahun ini. Perusahaan finansial di Wall Street, JP Morgan memperkirakan kenaikan minyak mentah Brent akan menyentuh angka tertinggi 135 dolar.