Senin 20 Feb 2012 15:49 WIB

Tim IAEA Baru Sambangi Iran, Barat Sudah Pesimis

Rep: Lingga Permesti/ Red: Djibril Muhammad
Instalasi Nuklir Iran
Foto: AP
Instalasi Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Tim Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB tiba di Teheran pada Senin (20/2) untuk membicarakan program nuklir. Tim yang beranggotakan lima orang ini akan berada di Teheran selama dua hari.

Namun, belum juga tim tersebut bekerja, para diplomat sudah berani menyangsikan kunjungan itu tidak akan menghasilkan terobosan besar. "Saya masih pesimistis bahwa Iran akan menunjukkan kerja sama yang  substantif," kata seorang utusan di Wina.

Iran mengatakan program nuklirnya untuk damai tetapi menolak untuk menghentikan pengayaan uranium. Barat menyatakan sudah ada diskusi publik di Israel tentang rencana menyerang Iran. Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, mengatakan masih terlalu dini untuk memutuskan operasi militer kepada Iran.

Iran mengatakan program nuklirnya sepenuhnya damai tetapi penolakannya untuk menghentikan pengayaan uranium. Teheran berpendapat sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi nuklir dan anggota IAEA, pihaknya memiliki hak untuk mengembangkan dan memeroleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Pada November 2011, IAEA PBB merilis laporan kontroversial yang mengklaim bahwa, sebelum 2003, Iran telah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan senjata nuklir. Laporan itu menuduh kegiatan tersebut masih berlangsung.

Meski mengkhawatirkan program nuklir AS, barat menyatakan optimisme terhadap pembicaraan baru dengan Iran terutama setelah Teheran mengirim surat kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, akhir pekan lalu. Seruan ini berisi janji untuk melanjutkan negosiasi tentang nuklir Iran.

"Dalam negosiasi ini, kami sedang mencari jalan keluar dari masalah nuklir Iran. Sehingga pembicaraan menghasilkan keuntungan di kedua belah pihak," kata Menteri Luar Negeri Ali Akbar Salehi seperti dikutip televisi Iran pada Ahad (19/2).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement