Senin 20 Feb 2012 17:00 WIB

Mitt Romney (2): Jika Anda Pilih Saya Jadi Presiden, Iran tak Miliki Senjata Nuklir

Mitt Romney
Foto: AP
Mitt Romney

REPUBLIKA.CO.ID, Pertemuan pekan ini di Washington antara Presiden Barack Obama dan Wakil Presiden Cina,Xi Jinping--yang disebut-sebut calon pemimpin masa depan negeri tirai bambu itu tak luput dari serangan Mitt Romney. Ia mengkritiknya sebagai "kemegahan kosong dan ritual belaka.

Dalam kolom yang ditulis di Wall Street Journal, Romney menulis, "Negara yang menindas warganya sendiri mutlak tak bisa dijadikan partner yang bisa dipercaya dalam sistem internasional yang berdasar kebebasan politik dan ekonomi."

Berikut adalah komentar-komentar Romnye seputar kebijakan luar negeri AS. "Kesalahan terburuk dalam kebijakan luar negeri Obama adalah ketika ia meneken kesepakatan dengan Rusia untuk membatasi persenjataan nuklir lebih jauh."

"Palestian memilih keluar untuk menghancurkan Israel, tidak bernegosiasi secara damai untuk mencapai solusi dunia negara,"

"AS harus memangkas anggaran bantuan kemanusiaan dan Cina harus segera mengendurkan sikapnya."

Tak hanya itu, Romney juga berpandangan keras dalam imigrasi ilegal dan sepertinya sulit untuk meraih suara dari warga Amerika Latin, sumber mayoritas imigran di negara itu. Posisi keras dalam isu imigran diambil Romney, terlepas ayahnya dulu lahir di Meksiko dan ia pun memiliki kerabat di sana.

Terkini adalah kritik Romney terhadap kebijakan luar negeri Obama menyangkut Iran. Ia menyebut pemerintah saat ini 'gugup' untuk mencegah serangan Israel terhadap instalasi nuklir.

Dalam satu kesempatan, Obama pernah menegaskan ia tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer. Namun, ujarnya, saat ini situasi belum mengancam langsung.

Sementara Romney merangkul pandangan garis keras dan menyatakan bahwa bila menjadi presiden ia akan berpihak lebih dekat kepada Israel. Ia tahu betul bagaimana memainkan isu iran sebagai topik kampanye

Dalam debat di kubu Republik, ia melontarkan pendapat. "Jika kita memilih kembali Barack Obama, Iran akan memiliki senjata nuklir. Dan bila kita memilih Mitt Romney, jika anda memilih saya sebagai presiden berikut, mereka tidak akan memiliki satu pun senjata nuklir."

Dalam pemilu presiden AS, sudah menjadi aksioma bahwa kandidat yang mencoba memenangkan suara internal partai akan memainkan lebih banyak isu ekstrem. Namun begitu mereka mencari tempat dalam kotak suara menuju pemilu akhir, grafik akan menurun lebih moderat. Meski, sejarah mencatat, jauh lebih mudah membuat janji kampanye ketimbang memenuhinya begitu mulai masuk kantor.

Seperti halnya Obama yang berjanji akan menutup penjara militer kontroversial, Guantanamo, Kuba dalam tahun pertama menjadi presiden. Janji itu jauh dari terwujud, Kongres bahkan berdiri menentang langkah itu dan menjadi bumerang yang ditangkap Republik sebagai isu menyerang presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement