Selasa 21 Feb 2012 04:33 WIB

Minum Alkohol, 210 Ribu Orang di Inggris Terancam Mati

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Ramdhan Muhaimin
Minuman Beralkohol (Ilustrasi)
Minuman Beralkohol (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS - Warga Inggris patut waspada dan mengurangi konsumsi alkohol mereka. Pasalnya, dokter memperingatkan kegagalan mereformasi UU alkohol dapat menyebabkan 210 ribu kematian yang sebenarnya dapat dicegah di Inggris dan Wales dalam 20 tahun ke depan. 

Dalam buku The Lancet, dokter mengatakan Inggris berada dalam titik kritis potensial. Angka tersebut berasal dari mantan Ketua Royal College of Physicians Ian Gilmore dan anggota Institut Nasional untuk Penelitian Kesehatan dan Komunitas Gastroenterologi Inggris Nick Sheron.

Dari jumlah tersebut, 70 ribu di antaranya merupakan kematian akibat penyakit hati dan sisanya karena kecelakaan dan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, kanker payudara dan kanker saluran pencernaan.

Kepala Kepedulian Alkohol, Eric Appleby mengatakan sudah saatnya pemerintah mengubah budaya minum di Inggris. Menurutnya, informasi yang cukup dan langkah persuasi merupakan cara yang baik untuk memulai daripada tidak melakukan apa-apa.

Kepala Grup Portman Henry Ashworth yang juga merupakan produsen minuman Inggris mengatakan sangat penting untuk menempatkan laporan dokter tersebut dalam konteksnya. Menurutnya, sebagian besar msyarakat mengonsumsi minuman beralkohol secara bertanggung jawab. Ia mengaku sepakat dengan perdana menteri bahwa kemitraan yang kuat sangat penting untuk mengatasi minoritas yang mengonsumsi alkohol sembarangan. 

"Kami bertekad untuk mengatasi skandal penyalahgunaan alkohol. Penyalahgunaan alkohol ini membahayakan kehidupan mereka sendiri dan orang lain," ujar Menteri Kesehatan Publik Inggris Anne Milton, seperti dikutip dari BBC, Senin (20/2).

Departemen Kesehatan Inggris akan mengumumkan strategi pengaturan alkohol akhir tahun ini. Tak tanggung-tanggung, pemerintah Inggris akan mengucurkan dana 2,7 miliar poundsterling pertahun demi strategi tersebut. 

Kerugian akibat kecelakaan karena penyalahgunaan alkohol mencapai satu miliar poundsterling.

Perdana Menteri David Cameron telah menghimbau bar, supermarket dan industri minuman di Inggris untuk berbuat lebih banyak untuk membantu memastikan pelanggannya minum secara bertanggung jawab.

Cameron menyarankan Inggris menempuh langkah yang ditempuh AS dalam mengatasi orang yang mabuk, yaitu dengan menyediakan tempat khusus dimana mereka bisa menginap hingga sadar dari mabuknya. Perdana Menteri diharapkan mengambil langkah untuk menaikkan harga miniman beralkohol.

Asosiasi Bir dan Pub Inggris mengatakan jika pajak minuman dinaikkan mereka takut akan merugikan pelanggan, komunitas pub dan pekerjaan lain.

sumber : bbcnews

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement