REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Seorang komandan senior Iran mengatakan, pemerintahnya terus menjaga keamanan di Selat Hormuz untuk mencegah aksi negara-negara Barat. Sebab. negara-negara Barat bertanggung jawab atas segala ketidakamanan yang mungkin terjadi di selat strategis tersebut.
"Meskipun banyaknya oposisi dan ancaman yang dibuat oleh arogansi global dan Zionisme terhadap bangsa Iran, kami tidak menganggap kemungkinan kekosongan ancaman dan akan terus mempersiapkan pasukan kita," Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam ( IRGC), Mohammad Ali Jafari di sela-sela latihan militer "Fajar Val", Senin (20/2).
Ketegangan antara Iran dan AS mengenai Selat Hormuz meningkat, setelah Washington dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap sektor minyak Iran.
Pada tanggal 27 Desember 2011, Wakil Pertama Presiden Iran, Mohammad Reza Rahimi memperingatkan bahwa pemberian sanksi terhadap sektor energi di negara itu akan mendorong Teheran untuk mencegah kargo minyak dari melewati Selat Hormuz. Selat Hormuz adalah jalur air yang sempit yang menghubungkan Teluk Persia di sebelah barat sampai ke Laut Oman.
Secara statistik, Selat tersebut merupakan salah satu jalur yang paling penting di dunia pelayaran, dengan aliran harian sekitar 15 juta barel minyak.
Jafari menambahkan bahwa, manuver IRGC menampilkan kesiapan strategis Iran untuk melawan ancaman yang mungkin, dan menekankan bahwa IRGC memantau semua gerakan AS di negara-negara tetangga dan langkah-langkah yang diadopsi untuk melawan mereka.