Selasa 21 Feb 2012 07:47 WIB

Dua Tentara Albania Tewas Ditembak Polisi Afghanistan

Polisi Afghanistan dan serdadu AS tengah berpatroli di Kandahar, selatan Kabul. Warga sipil menjadi korban tewas terbanyak dalam perang yang terus berkecamuk di wilayah ini.
Foto: AP
Polisi Afghanistan dan serdadu AS tengah berpatroli di Kandahar, selatan Kabul. Warga sipil menjadi korban tewas terbanyak dalam perang yang terus berkecamuk di wilayah ini.

REPUBLIKA.CO.ID, TIRANA - Dua prajurit Albania ditembak mati polisi Afghanistan ketika sedang menghadiri peresmian dua sekolah di dekat kota Kandahar, Afghanistan selatan. Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan Albania, Senin (20/2).

Kapten Feti Vogli dan Kopral Aleksander Peci dibunuh oleh polisi lokal. Sementara 11 polisi Afghanistan ditangkap terkait dengan insiden yang terjadi di desa Robot tersebt.

Kementerian itu mengatakan seorang prajurit asing lain cedera namun tidak menyebutkan kewarganegaraannya.

Kedua prajurit itu adalah korban-korban tewas pertama Albania di Afghanistan, dimana Tirana mengirim 260 prajurit untuk bergabung dalam pasukan pimpinan NATO di negara itu.

Komandan-komandan militer NATO berusaha memperketat pengamanan untuk mencegah gerilyawan menyusup ke dalam pasukan keamanan Afghanistan setelah sejumlah prajurit Perancis dibunuh oleh seorang prajurit Afghanistan.

Enam persen dari kematian prajurit NATO di Afghanistan disebabkan oleh serangan pasukan keamanan Afghanistan.

Sekitar 130.000 prajurit NATO bekerja sama dengan lebih dari 300.000 anggota pasukan keamanan Afghanistan.

Pembunuhan empat prajurit tak bersenjata Perancis oleh seorang prajurit Afghanistan yang mereka latih bulan lalu mendorong Presiden Prancis Nicolas Sarkozy segera mengkhiri peran tempur negara itu di Afghanistan pada akhir 2013.

Sekitar 40 serangan dilakukan oleh prajurit Afghanistan terhadap pasukan NATO dalam empat tahun terakhir.

Sebuah laporan rahasia yang dikutip oleh The New York Times pada 20 Januari mengatakan, peningkatan serangan oleh prajurit Afghanistan terhadap pasukan AS dan NATO di negara itu merupakan masalah sistematis dan tidak terjadi dalam insiden tertentu.

sumber : ANTARA/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement