Selasa 21 Feb 2012 08:01 WIB

Abbas-Utusan Cina Bahas Perdamaian Timur Tengah

Presiden Palestina Mahmud Abbas
Presiden Palestina Mahmud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan utusan Cina untuk Timur Tengan Wu Sike di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, Senin (20/2). Mereka bertukar pendapat tentang situasi saat ini antara Palestina dan Israel.

Abbas menyambut baik dukungan Cina bagi masalah Palestina, dan menegaskan hubungan antara Cina dan Palestina tetap seperti pegunungan yang berakar jauh di dalam tanah.

Mengenai pembicaraan yang macet antara Israel dan Palestina, yang terhenti pada 2010, Abbas menyalahkan Israel bagi kegagalan dalam proses perdamaian. Sebabnya ialah, penolak Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi dan mengakui perbatasan negara masa depan Palestina.

"Proses perdamaian harus dilandasi atas rujukan dan resolusi keabsahan internasional," kata Abbas sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa (21/2) pagi.

Ia menambahkan masalah Palestina memerlukan semua jenis dukungan Arab. Presiden Palestina itu menegaskan perpecahan Arab akibat revolusi di beberapa negara di wilayah tersebut tak membantu menyelesaikan konflik Palestina dengan Israel.

Sementara itu, Wu --yang sudah mengunjungi Israel sebelum perjalanannya ke Palestina-- mengatakan kedua pihak mesti menciptakan suasana yang cocok bagi dihidupkannya kembali pembicaraan perdamaian dengan tujuan menyelesaikan konflik mereka.

Selama pertemuan mereka, Abbas juga memuji cara yang digunakan Cina dalam menangani berbagai peristiwa di dunia Arab setelah banyak negara di wilayah itu dilanda kerusuhan selama satu tahun belakangan.

"Cina tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri di negara lain dan Beijing mendorong cara damai guna menyelesaikan setiap konflik di negara yang berkecamuk itu," kata Abbas.

Dalam satu tahun terakhir, beberapa negara Arab telah dilanda apa yang belakangan disebut sebagai Arab Spring, sehingga menumbangkan pemerintah di Tunisia, Libya dan Mesir. Saat ini, sudah berbulan-bulan Suriah dilanda kerusuhan sehingga menewaskan ribuan orang.

sumber : ANTARA/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement