Selasa 21 Feb 2012 09:43 WIB

Sepak Bola Pertama di Libya Setelah Revolusi, Rakyat Gembira

Tim Sepak Bola Libya merayakan kemenangan dengan bendera baru
Foto: Reuters
Tim Sepak Bola Libya merayakan kemenangan dengan bendera baru

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI - Para pendukung sepak bola Libya dari berbagai usia bergembira ria menyambut pertandingan internasional di negara Afrika Utara itu. Itu adalah laga pertama sejak terjadinya konflik yang mengakibatkan terdepaknya presiden Muammar Gaddafi.

Pertandingan Senin itu diharapkan merupakan awal dari dimulainya lagi berbagai pertandingan internasional di negara mereka. CSKA Sofia, 31 kali juara Bulgaria, merupakan tim asing pertama yang akan bermain di Lybia, setelah pecahnya pertikaian melawan pemerintahan Gaddafi sejak 17 Februari tahun lalu.

Kendati Stadion "Benina Martyrs" di kawasan timur kota Benghazi tidak penuh, diisi sekitar 1.000 orang Libya, lelaki, perempuan dan anak-anak, yang mendukung pertandingan antara Al Ahli Tripoli dan Al Nasr Benghazi.

"Kami merasa lebih tenang sekarang. Kami tidak tertarik menonton sepak bola ketika terjadi revolusi, tetapi sekarang suasananya berbeda dan kami senang," kata penonton Lybia, Saad Mohammed al-Breghathy.

"Saya berharap tim nasional Lybia semakin baik dan juga sepak bola lainnya secara umum," katanya. Dengan mengacungkan bendera berwarna hijau dan hitam sebagai bendera baru Dewan Transisi Nasional, seperti juga warna yang dikenakan pemain lokal, penonton menyakasikan pertandingan selama 45 menit dan bersorak keras ketika terjadi gol pertama yang diciptakan Al Ahli Tripoli.

Al Ahli Tripoli mengalahkan CSKA Sofia 1-0 tetapi tim Bulgaria itu mengalahkan Al Nasr Benghazi 1-0 pada pertandingan kedua. Kedua tim Libya kemudian berhadapan dan Al Nasr Benghazi mengalahkan Al Ahli Tripoli 1-0.

Ketika pertandingan berlangsung, penonton membunyikan genderang dan meneriakkan kata-kata "Kibarkan bendera Libya" dan "Apakah Anda suka atau tidak, tapi Benghazi bersinar". Slogan itu mengacu pada bangkitnya Lybia di kota timur, terletak sekitar 1.000 km dari ibukota Tripoli.

Penonton menyalakan kembang api ketika rehat pertandingan dan mengumandangkan lagu kebangsaan negara itu. "Pertandingan ini semoga menandai bangkitnya kembali sepak bola Lybia," kata penonton Majdi al-Agouri, yang bekerja di Bandara Benghazi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement