REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pejabat Iran dan petinggi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bertemu dalam dua hari di Teheran. Pertemuan yang dimulai Selasa (21/2) itu, menurut delegasi Iran, adalah untuk merundingkan soal program nuklir Iran.
"Putaran kedua pembahasan-pembahasan antara Iran dan IAEA mengenai kerja sama bilateral selesai di Teheran. Perundingan ini akan terus dilanjutkan di masa depan," kata Ali Asghar Soltanieh, seperti dikutip kantor berita ISNA dan diberitakan AFP.
Dia mengatakan, pembicaraan-pembicaraan terbaru itu dilakukan secara intensif soal kerja sama dan saling memahami antara Iran dan IAEA. Kunjungan IAEA terakhir ke Teheran pada bulan lalu tidak meyakinkan.
Iran juga menegaskan, program nuklir adalah hak mereka yang tak bisa dirundingkan. Meski begitu, Iran akan membahasnya dengan kekuatan-kekuatan dunia. "Program nuklir negara kita akan berada di agenda pembicaraan antara Iran dan P5+1 (lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman)," kata juru bicara kementerian luar negeri, Ramin Mehmanparast.
Dia menegaskan, permintaan utamanya adalah pengakuan atas hak Iran guna memiliki teknologi (nuklir) untuk tujuan damai. "Kami tidak berpikir ada masalah yang perlu dinegosiasikan mengenai aktivitas nuklir kami."
Ketegangan telah meningkat secara dramatis tahun ini atas program nuklir Iran. Negara-negara Barat menudingnya sebagai penelitian untuk mengembangkan senjata atom, meskipun republik Islam itu telah membantahnya berulang-ulang.