REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Badan Atom Internasional (IAEA) menilai tak ada kemajuan dalam pembahasan soal program nuklir dengan Iran. "Berbagai upaya intensif sudah dilakukan untuk mencapai kesepakatan atas dokumen yang memfasilitasi klarifikasi berbagai masalah terkait program nuklir Iran. Sayangnya, kesepakatan tak tercapai," kata IAEA.
Tim IAEA meminta akses untuk mengunjungi fasilitas nuklir yang dicurigai melakukan aktivitas yang melanggar ketentuan internasional. Permintaan itu sudah dua kali diajukan IAEA, yaitu pada kunjungan pertama, akhir Januari ke fasilitas militer di Parchin, dan terakhir ini saat pembahasan yang sama di Teheran. Izinnya tidak diberikan untuk akses itu.
"Sungguh mengecewakan bahwa Iran tidak menerima permintaan kami untuk ke Parchin selama pertemuan pertama dan kedua. Kami mengupayakan langkah konstruktif, tapi tak ada kesepakatan yang dicapai," kata Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano dalam pernyataannya, Rabu (22/2), seperti dikutip AFP.
Dalam tim IAEA terdapat jajaran petinggi badan PBB tersebut yang dipimpin oleh Herman Nackaerts. Dia adalah kepala inspektur IAEA yang berbasis di Wina. Nackaerts akan kembali ke Wina Rabu ini.
Kunjungan IAEA ini ditujukan untuk mendapatkan klarifikasi dan pemahaman substansial soal program nuklir Iran yang disebut-sebut mengarah pada keperluan militer.
Sebelumnya, utusan Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltanieh menegaskan ke kantor berita Iran, IRNA, bahwa sudah ada pemahaman di kedua belah pihak. Dia berharap bakal ada kelanjutan negosiasi di waktu mendatang.