REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Protes terkoordinasi dari gerakan menduduki Wall Street mulai menyasar kepentingan korporasi besar di Amerika Serikat (AS). Direncanakan 60 kota di AS akan diadakan aksi unjuk rasa besar-besaran terhadap korporasi tamak di AS akhir bulan ini.
Para aktivis wall street kali ini tergabung dalam gerakan metutup korporasi 'shut down corporations'. Mereka berencana menyasar anggota perusahaan AS yang tergabung dalam American Legislative Exchange Council (Alec) pada protes besar-besaran 29 Februari pekan depan.
Menurut mereka kelompok perusahaan AS, Alec adalah kumpulan korporasi tamak, yang telah menyebabkan krisis AS semakin parah. Alec adalah kumpulan perusahaan nirlaba yang memiliki pengaruh kuat di legislatif, termasuk mempengaruhi pembuatan undang-undang untuk kepentingan mereka.
"Kami menargetkan perusahaan yang merupakan bagian dari Dewan Legislatif Bursa Amerika. Mereka menyuap legislator untuk undang-undang yang melayani kepentingan perusahaan dan bukan rakyat AS," dalam pernyataan di website shut down corporation (shutdownthecorporations.org) yang dilansir dalam Presstv, Rabu (22/2).
Gerakan 'shut down corporation' ini menginginkan AS kembali dunia ke arah yang demokratis, dan berkeadilan secara ekonomi. Gerakan ini menuduh korporasi tamak di AS menyuap legislator menyuap untuk membuat undang-undang anti-tenaga kerja di Wisconsin dan RUU rasial di Arizona dan Alec telah menyebarkan hukum untuk kepentingan perusahaan di seluruh AS.
Beberapa korporasi tamak ini adalah Altria atau Phillip Morris, AT & T, Coca-Cola, Exxon Mobil, Koch Industries, Perusahaan Tembakau AS, Pfizer, PhRMA, Wal-Mart dan banyak lagi.