REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mesir menyediakan 22 megawatt listrik ke Jalur Gaza setelah pembangkit listrik satu-satunya di Gaza harus berhenti sepekan lalu karena kehabisan bahan bakar. Menteri lisrik Hassan Yunes mengatakan, 22 megawatt listrik akan disalurkan pada awal pekan depan. “Penyaluran ini untuk menghadapi krisis di sana dan meringankan penderitaan rakyat Palestina," kata Hassan Yunes.
Sebelumnya, Otoritas energi Gaza Ahmad Abu al-Amrin mengatakan sudah melakukan kontak dengan para pejabat Mesir dan akan memberi bahan bakar pada Ahad (19/2). Sebelumnya, puluhan tenaga medis Palestina menggelar aksi di sekitar perbatasan Rafah, Gaza ke Mesir. Mereka mendesak agar Kairo segera bertindak.
Amrin meminta Mesir turut bertanggung jawab dalam mendukung perlawanan rakyat Palestina dengan memastikan Palestina memeroleh semua bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan pabrik. “Kami menuntut pihak Mesir dan Dewan Perwakilan Rakyatnya sebagai gerbang satu-satunya menuju Gaza untuk melakukan perannya membantu rakyat Palestina dan memberikan suplai bantuan bahan bakar untuk mengoperasikan pembangkit listrik,” kata Abu Amrin.
Berhentinya stasiun pembangkit listrik ini, kata Amrin menyebabkan Gaza berada dalam kegelapan dan bencana kemanusiaan. Rumah sakit hingga gedung-gedung pemerintahan padam total. Kementerian Kesehatan Palestina melalui Juru Bicara Kemenkes Palestina, Ashraf al Qader kepada AFP menyatakan beberapa jam ke depan merupakan waktu paling kritis di sektor kesehatan.
"Puluhan anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan kesehatan karena tidak bisa mendapatkan layanan inkubator, disebabkan ketiadaan pasokan listrik," ujar Qader.