Rabu 22 Feb 2012 15:20 WIB

Taliban dan Presiden Afganistan Bersatu Kutuk AS

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hafidz Muftisany
Presiden Afghanistan, Hamid Karzai
Foto: AP
Presiden Afghanistan, Hamid Karzai

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Presiden Afghanistan, Hamid Karzai dan Pejuang Taliban bersatu mengutuk insiden pembakaran Alquran oleh tentara AS di pangkalan militer AS di Bagram. Presiden Karzai bahkan menyebut nilai-nilai Islam telah dirusak tentara AS secara terang-terangan.

Dalam sebuah pernyataannya, Rabu (22/2), Presiden Karzai memerintahkan delegasi AS untuk menyelidiki insiden tersebut secara tuntas. Melalui Kantor Kepresidenan, Karzai juga telah menunjuk sebuah delegasi ulama senior di Afganistan untuk menyelidiki bagaimana peristiwa penghinaan itu terjadi.

"Berdasarkan laporan awal, empat salinan Al-Quran suci telah dibakar dan nilai-nilai suci (Islam) telah rusak," kata Karzai lewat pernyataan dari kantor Kepresidenan.

Pejuang Taliban di Afghanistan juga mengutuk keras insiden tersebut. Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan tindakan itu tidak bisa diterima. Ia mengungkapkan, sejak invasi Afghanistan oleh tentara biadab Amerika, beberapa kali kasus pelecehan Islam terus dilakukan tentara AS. "setidaknya ini yang ke 10 kalinya tentara AS telah melecehkan nilai-nilai suci umat Islam," ungkap Zabihullah.

Beberapa kritikus perang mengatakan, AS tidak bisa menjaga hati dan pikiran rakyat Afganistan selama di negeri tersebut. Karena tidak memiliki kepekaan terhadap agama dan tradisi rakyat Afganistan.

Pangkalan militer Bagram, adalah rumah sekaligus penjara bagi warga Afghanistan yang telah ditahan oleh pasukan Amerika. Pusat militer NATO dan AS ini telah menimbulkan kemarahan di kalangan warga Afghanistan karena laporan penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan Taliban yang dicurigai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement