Kamis 23 Feb 2012 07:04 WIB

Khamenei: Membuat Senjata Nuklir adalah Dosa Besar

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Pemimpin spiritual Iran Ayatollah, Seyyed Ali Khamenei menegaskan negaranya tidak tertarik untuk membuat senjata nuklir. Bahkan Khamenei menilai membuat senjata nuklir adalah dosa besar. 

Namun demikian, pemimpin tertinggi dalam struktur pemerintahan Islam di Iran tersebut juga menegaskan, Iran akan tetap melanjutkan upaya untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan sipil dan damai.

"Iran tidak tertarik membuat senjata nuklir, karena negara republik Islam Iran, baik dari sisi teoritis maupun spiritual, menilai kepemilikan nuklir adalah dosa besar sehingga Iran percaya memiliki senjata seperti itu merupakan sesuatu yang sia-sia dan berbahaya," katanya seperti dikutip dalam laman internet.

Menurut laman internet itu juga, pemimpin spiritual Iran tersebut menuliskan "dengan bantuan Allah yang maha kuasa dan kelalaian dari pihak Barat, sejumlah jalan yang bertujuan untuk pengembangan keilmuan, terutama dalam teknologi nuklir, harus dilanjutkan secara berani dan sesuai dengan hak Iran".

Khamenei menyatakan hal tersebut dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah ilmuwan nuklir Iran di Teheran, Rabu (22/2). 

Pernyataan tersebut muncul setelah dialog antara Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Selasa (21/2) malam di ibu kota Iran. Pertemuan itu merupakan kunjungan kedua dari delegasi IAEA ke Iran dalam kurun waktu kurang dari sebulan yang bertujuan untuk membahas sejumlah isu substantif terkait program nuklir Iran.

Pejabat Iran dan pakar IAEA menggelar pertemuan tertutup pada Senin dan Selasa, tetapi gagal mencapai kesepakatan apapun. Direktur IAEA Yukiya Amano mengonfirmasi bahwa tidak ada konsensus yang tercapai dengan Iran selama kunjungan IAEA selama beberapa hari itu.

Pada Rabu (22/2), Khamenei mengatakan sejumlah negara selama ini memonopoli ilmu pengetahuan dan mendominasi dunia dengan cara tidak adil sehingga mereka khawatir monopolinya dipatahkan oleh negara lain, menurut laman internet itu.

Pemimpin Iran tersebut juga membahas sejumlah ancaman yang ditujukan kepada Iran terkait program nuklir mereka dan mengatakan sanksi, tekanan, ancaman, dan teror yang diberikan tidak akan menghasilkan apapun.

"Tekanan dan sanksi semacam itu merupakan tanda dari kelemahan kekuatan arogan dan akan memperkuat Iran," tegasnya.

sumber : ANTARA/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement