REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Pembakaran Alquran oleh tentara Amerika Serikat (AS) di Afganistan, ternyata menjad momentum bagi pejuang Taliban untuk kembali mengkampanyekan pengusiran 'penjajah' AS. Taliban mendesak warga Afganistan untuk mengusir para 'penjajah' dari pangkalan militer Bagram dan Afganistan, Kamis (23/2).
"Warga Afganistan harus mengusir mereka dan hanya dengan melawan merekalah kita bisa memberi pelajaran atas penodaan Alquran ini," ungkap Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam rilis emailnya.
Lanjut Mujahid menyampaikan, Taliban bersama warga Afganistan harus mulai berani menyerang pangkalan militer utama mereka, Bagram dan Konvoi militer mereka.
Pembakaran Quran oleh tentara AS ini semakin memperburuk posisi NATO di Afganistan. Terutama dalam mencari perhatian warga Afganistan dan membawa Taliban dalam meja perundingan, jelang penarikan pasukan asing pada akhir 2014.
Kemarahan warga Afganistan akan memperumit upaya oleh pasukan AS dan NATO mencapai kesepakatan tentang pakta strategis dengan pemerintah Afghanistan. Walaupun secara resmi, pemerintah AS dan komandan AS untuk pasukan NATO di Afghanistan telah meminta maaf.
Alasan ketidak disengajaan pun kembali terucap. Padahal pembakaran telah dibuktikan, setelah para pembantu pangkalan Bagram yang juga warga Afghanistan menemukan salinan hangus Quran dan menumpuk bersama sampah di dalam pangkalan militer terbesar NATO tersebut