REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah mengingatkan Israel untuk tidak mengambil tindakan sendiri dalam menyerang fasilitas instalasi nuklir Iran. Namun, imbauan tersebut sepertinya tidak diindahkan atau dianggap angin lalu oleh negara Zionis tersebut.
Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Liebermen menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan asing terkait kebijakan yang kemungkinan nantinya akan menyerang Iran. Hal itu disampaikan dia dalam wawancara dengan Radio Israel Channel 2 TV News, Rabu (22/2).
Dengan tegas, ia kembali menekankan bahwa keputusan yang akan diambil negaranya sama sekali bukan urusan AS dan Rusia. "Keamanan warga Israel, masa depan negara Israel, ini adalah tanggung jawab pemerintah Israel," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala staf Angkatan Darat Israel, Letjen Benny Gantz kepada Channnel Satu Israel, Ahad, (20/2), mengatakan bahwa Pemerintah Israel menyatakan akan memutuskan sendiri serangan terhadap Iran, dengan atau tanpa dukungan internasional.
"Israel harus menjamin keamanannya sendiri, dengan atau tanpa dunia internasional kami tetap harus membela diri dari ancaman," katanya.
Lanjut Gantz menegaskan, Israel telah memantau gerak-gerik Iran dan sedang mempertimbangkan penyerangan. Sementara itu, warga Israel semakin menyuarakan keprihatinan akibat yang ditimbulkan setiap serangan Israel terhadap Iran.
"Seluruh kawasan akan terseret dalam perang. Ribuan roket akan jatuh di Israel. Kemudian kita akan berada dalam perang yang berlangsung selama berbulan-bulan. Perekonomian akan hancur," kata seorang anggota senior oposisi rezim seperti dilansir harian Haaretz pekan kemarin.