Kamis 23 Feb 2012 19:01 WIB

Dor! Anak Delapan Tahun Kritis Ditembak Teman Sekolahnya

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pistol (Ilustrasi)
Foto: Corbis.com
Pistol (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Seorang anak Sekolah Dasar (SD) delapan tahun menjadi korban penembakan teman satu sekolahnya di Washington, Amerika Serikat (AS). Korban Amina Kocer-Bowman (8 tahun) tertembak di perutnya, dan langsung kritis setelah sempat dibawa ke Rumah sakit di Harborview Medical Center di Seattle, Rabu (22/2) malam.

Polisi mengatakan pelaku, Armin Jahr (9 tahun) membawa pistol ke sekolah dan menyimpannya di dalam ransel. Ternyata dalam keadaan tidak sengaja pistol tersebut meletus dan melukai Amina, anak kelas tiga SD yang juga teman sekelasnya.

Polisi berusaha menyelidiki bagaimana Armin bisa memiliki pistol dan mengapa ia membawanya ke sekolah. "Kami yakin penembakan itu tidak disengaja," kata Juru bicara Polisi, Peter Fisher dalam Associated Press, Kamis (23/2).

Polisi menduga beberapa remaja pria sengaja memasukkan pistol itu kepada Armin di dalam tas ranselnya. Polisi sedang mencari remaja pria penyebab kecelakaan ini terjadi, dan akan menahannya dengan tuduhan memiliki senjata ilegal dan membahayakan orang lain.

Juru bicara SD Bremerton, Patty Glaser mengatakan, 400 siswa akan diselidiki secara terbuka pada Kamis (23/2). Pihak guru, siswa dan orang tua telah serius menyelesaikan masalah ini termasuk trauma yang dialami siswa.

Kebebasan memiliki senjata api diperkirakan menjadi penyebab seringnya penembakan terjadi di lingkungan sekolahan. "Negara bagian Washington memilik aturan longgar ketika menyoal senjata api," kata Direktur Eksekutif Gencatan Senjata Washington, Gregory Roberts,  dalam kampanye anti senjata api pada anak.

Namun itu pendapat dibantah Amanda Roth, seorang pengacara Hukum di San Francisco yang mengkampanyekan anti Kekerasan anak, Ia menyatakan setidaknya 27 negara bagian telah memiliki peraturan yang mencegah anak mendapat akses senjata api, termasuk di Washington.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement