REPUBLIKA.CO.ID, Buntunya pembicaraan seputar nuklir Iran dengan Tim IAEA membuat Cina angkat bicara. Negara Tirai Bambu tersebut, mendesak agar Iran dapat menjalin kembali kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional PBB tersebut.
Demikian disampaikan Jurubicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei, Kamis (23/2). Ia juga mengkritik langkah Iran yang melarang tim IAEA untuk memasuki sebuah situs pengayaan uranium yang terletak di Teheran.
Karena itu, ia mengharapkan, agar Iran kembali membuka dialog dengan Badan Energi Atom Internasional PBB. Hong Lei juga meminta agar Iran menjaga momentum positif dalam dialog antara Teheran dan masyarakat internasional.
"Iran harus bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional untuk memperjelas isu yang relevan atas program nuklir Iran dan selanjutnya mengembalikan kepercayaan masyarakat internasional dalam rencana Iran terkait penggunaan tenaga nuklir yang damai," tutur Hong kepada wartawan.
PAda Rabu (22/2) kemarin tim penyidik nuklir internasional bertolak meninggalkan Teheran tanpa membawa hasil apa pun. Tim juga tidak berhasil membuat kesepakatan baru bagi tanggal penyidikan berikutnya.
Demikian pernyataan ketua delegasi Badan Energi Atom Internasional, IAEA. "Kami mencoba mencapai kesepakatan mengenai pemecahan berbagai kendala yang ada. Sayang, upaya kami tidak berhasil," jelas Herman Nackaerts, seorang diplomat asal begia, saat mendarat di bandara Wina.
"Kami akan menyusun laporan. Selanjutnya, kami akan mempertimbangkan langkah-langah lebih jauh," katanya menambahkan.
Selama kunjungan dua hari di Iran, tim IAEA ini tidak mendapat izin untuk memeriksa kompleks militer Parchin, di pinggiran kota Teheran. IAEA menduga, selama beberapa tahun ini di Parchin berlangsung beberapa percobaan, dalam rangka produksi senjata nuklir.
Badan Energi Atom Internasional PBB gagal mencapai kesepakatan dengan Iran mengenai program nuklir. IAEA dilarang otoritas setempat untuk memasuki sebuah situs pengayaan uranium yang terletak di Teheran.
"Selama putaran pertama dan kedua diskusi, tim pemeriksa meminta akses ke situs militer di Parchin, namun Iran tidak memberikan izin mengunjungi tempat tersebut," kata tim IAEA setelah dua hari pembicaraan di Teheran pada 20-21 Februari.