REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Presiden Afghanistan Hamid Karzai meminta warga Afghanistan agar tidak menggunakan kekerasan terkait pembakaran Alquran yang dilakukan di sebuah pangkalan udara AS di Bagram.
"Pasukan keamanan Afghanistan tidak akan menggunakan kekerasan dan melindungi warga sipil dan barang berharga," ujar Karzai dalam pernyataannya, Kamis (23/2).
Dilaporkan tujuh orang tewas dan puluhan terluka dalam protes pembakaran Alquran tersebut. Satu orang tewas di timur kota Jalalabad dan empat lainnya tewas di Provinsi Parwan. Korban tewas lain terjadi di Provinsi Logar.
Empat kematian lain dikonfirmasi terjadi di Distrik Shinwari di utara Kabul. Aksi protes damai juga terjadi di Provinsi Kunar. Di Jalalabad, para pendemo membakar patung Presiden AS Barack Obama dan mobil pengangkut bahan bakar.
Para pejabat AS telah menyampaikan permintaan maaf paad Selasa (21/2) lalu. Mereka mengatakan Alquran tersebut tanpa sengaja dimasukkan ke dalam insinerator dan terbakar. Pejabat di pangkalan militer tersebut percaya para tahanan Taliban menggunakan Alquran untuk saling berkirim pesan. Halaman-halaman dari Alquran yang hangus ditemukan oleh pekerja lokal.
Para pendemo di Kabul berteriak "Matilah Amerika!" dan melemparkan batu ke pangkalan utama AS di kota itu, Kamp Phoenix. Polisi anti huru-hara terpaksa menggunakan meriam air untuk membubarkan massa karena memblokir jalan menuju Jalalabad, salah satu rute perdagangan utama ke ibukota.
Saksi mata mengatakan petugas keamanan menembak ke udara. Ada juga yang mengatakan mendengar massa meneriakkan slogan-slogan pro Taliban. Kedutaan AS di Kabul dijaga dengan ketat dan tampak terkunci.
Aksi demo pada Kamis (23/2) melibatkan sekitar 400 pendemo. Mereka melemparkan batu dan membakar mobil di pangkalan militer Norwegia di Afghanistan utara. Duta Besar Norwegia untuk Kabul, Tore Hattrem, mengatakan tidak ada orang yang terluka dan hanya ada kerusakan ringan di pangkalan itu. Pangkalan yang terletak di Provinsi Faryab ini menampung 500 tentara dan sejumlah warga sipil dari Norwegia, Latvia, Makadonia, Islandia dan AS.