Jumat 24 Feb 2012 04:36 WIB

Anggota Gerakan Selatan Yaman Ditembak Mati Pasukan Yaman

Kelompok Anti-Pemerintah Yaman
Foto: yemenonline.info
Kelompok Anti-Pemerintah Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Gelombang demonstrasi pemilihan presiden dengan calon tunggal Yaman terus terjadi di Yaman. Demonstran yang juga disebut sebagai gerakan selatan memboikot referendum yang mendukung Hadi sebagai presiden peralihan, dengan alasan pemilihan itu tidak memenuhi aspirasi mereka bagi otonomi atau bahkan kemderdekaan.

Dalam demonstrasi yang berlangsung Kamis (23/2), pasukan kemanan Yaman menembak mati seorang aktivis selatan dan mencederai enam orang di Mukalla di wilayah tenggara, kata beberapa saksi.

Yaman dilanda pergolakan yang menewaskan ratusan orang sejak demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh pada akhir Januari 2011.

Saleh (69), yang memerintah Yaman selama 33 tahun, menandatangani perjanjian penyerahan kekuasaan yang ditengahi oleh negara-negara Teluk di Riyadh pada 23 November, yang menetapkan ia menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya meski ia tetap menjadi presiden kehormatan sampai Februari 2012.

Prakarsa Dewan Kerja Sama Teluk yang bertujuan mengakhiri protes berbulan-bulan itu menetapkan Saleh mengundurkan diri dengan imbalan kekebalan dari tuntutan hukum bagi dirinya dan anggota-anggota keluarganya

Pada 7 Desember, Wakil Presiden Yaman Abdrabuh Mansur Hadi mengeluarkan sebuah dekrit yang mensahkan pembentukan pemerintah persatuan nasional yang disepakati sesuai dengan perjanjian penengahan Teluk.

Pemerintah baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammed Basindawa menjalankan tugas selama tiga bulan, dan setelah itu pemilihan umum dilaksanakan dan Hadi akan secara resmi mengambil alih tugas presiden.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement