Jumat 24 Feb 2012 10:25 WIB

Obama Tambah Sanksi Militer di Libya Setahun lagi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Presiden AS Barack Obama
Foto: CBSNews.com
Presiden AS Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah meminta kepada Kongres untuk memperpanjang sanksi Libya hingga setahun ke depan. Obama memberitahu Kongres bahwa sanksi bagi Libya masih mungkin diteruskan mengingat darurat nasional negeri ini masih terus terjadi.

Washington prihatin dengan ancaman yang terus diajukan dengan sasaran kepentingan AS akibat pembunuhan keluarga Muammar Qaddafi. "Situasi di Libya terus menimbulkan ancaman yang tidak biasa terhadap keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat," kata Obama kepada para pemimpin Kongres yang dilansir Press Tv, Jumat (24/2).

Obama mengatakan, AS perlu mengantisipasi ancaman ini dan pengalihan aset agar tidak disalahgunakan oleh anggota keluarga Gaddafi dan pejabat rezim sebelumnya. "Karena itu, saya telah menentukan bahwa perlu untuk melanjutkan keadaan darurat nasional sehubungan dengan Libya," ujarnya dalam surat tertulis kepada Kongres AS.

Obama menyatakan perpanjangan darurat nasional atas Libya akan dimulai pada 25 Februari 2011. Peraturan sanksi atau darurat militer adalah sepenuhnya kewenangan presiden AS terhadap negara-negara asing.

Sanksi yang sama juga dikenakan pada aset Libya dari keluarga Ghadafi di luar negeri oleh PBB, AS dan negara sekutu lainnya. Ini terus dilakukan sejak kematian Gaddafi tahun lalu. Namun, melepaskan aset ini masih berjalan cukup rumit, karena harta kekayaan Ghadafi termasuk investasi dimiliki oleh perorangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement