REPUBLIKA.CO.ID, KABUL— Polisi anti-huru hara dan tentara Afghanistan melakukan penjagaan di Kabul dan kota-kota lain untuk menghentikan protes warga Afganistan atas dibakarnya Alquran di sebuah pangkalan NATO.
Jumat adalah hari suci dan hari libur mingguan. Kerumunan besar diperkirakan akan berkumpul di masjid-masjid utama ibukota disertai polisi bersenjata berjaga-jaga di sekitar jalan dan bangunan.
"Meskipun demonstrasi damai adalah hak masyarakat, kami sangat mendesak agar masyarakat menghindari kekerasan," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Sediq Sediqqi.
Sediqqi mengatakan kepada Reuters, pihaknya siap untuk menanggapi situasi yang akan terjadi. Afghanistan ingin NATO bertanggung jawab karena menodai kitab suci Alquran. Penodaan tersebut dianggap salah satu bentuk terburuk tindak kejahatan dan penghujatan.
Di Kabul, petugas elit anti-huru-hara menggunakan jaket pelindung dan helm. Sejauh ini, protes menyebabkan 11 orang tewas, termasuk dua tentara Amerika.
Demonstrasi dalam tiga hari terakhir menarik ribuan warga Afghanistan yang marah turun ke jalan, meneriakkan 'Matilah Amerika!' dan menghancurkan toko-toko dan jendela.
Taliban mendesak pasukan keamanan Afghanistan dan berulang kali mendesak warga Afghanistan untuk membunuh, memukul dan menangkap tentara NATO.
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama mengirim surat kepada Afghanistan, Hamid Karzai, dan meminta maaf atas pembakaran Alquran di pangkalan udara Bagram NATO. Kedutaan besar AS dalam pesan situs microblogging Twitter mendesak warga AS untuk tetap waspada dan dalam keadaan aman.