Jumat 24 Feb 2012 22:30 WIB

Cina Pulangkan Pengungsi Korut Terlepas Ancaman Hukuman Mati

Bendera Cina
Bendera Cina

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Cina telah memulangkan sembilan warga Korea Utara yang terbukti meninggalkan tanah airnya. Keputusan itu diambil Korea Selatan memohon agar mereka diperlakukan sebagai pengungsi dan diizinkan menetap, kata laporan-laporan mendia, Jumat.

Harian Joong Ang Ilbo Korea Selatan, mengutip seorang pembelot di Seoul, mengatakan bahwa sembilan orang itu dikirim kembali akhir pekan lalu. Chosun Ilbo juga mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa sembilan orang dikirim pulang.

Para aktivis yang melakukan unjuk rasa di Seoul mengatakan bahwa para buronan itu terancam hukuman berat, atau bahkan hukuman mati, jika dipaksa kembali ke Korea Utara.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan anggota parlemen telah mendesak Cina untuk mengubah kebijakannya dalam memperlakukan pengungsi Korea Utara sebagai pengungsi ekonomi, dan memberi mereka status pengungsi.

Presiden Lee Myung-Bak, Rabu, mengatakan bahwa pengungsi Korea Utara harus diperlakukan sejalan dengan aturan internasional. Seoul mengatakan akan mencari dukungan PBB untuk mencoba menghentikan proses repatriasi itu.

Sekitar 30 pengungsi Korea Utara dilaporkan telah ditangkap oleh Pemerintah Cina bulan ini dan sedang menunggu pemulangan, sementara saudaranya atau pendukungnya yang lain di Korea Selatan menggelar kampanye Selatan untuk menyelamatkan mereka.

"Saudara saya di Korea Utara menelepon saya, dan mengatakan bahwa sepupu perempuan saya yang menyeberang ke Cina pada akhir Februari lalu tertangkap dan dikirim kembali ke Korea Utara," kata seorang Pengungsi Korea Utara di Korea Selatan mengatakan kepada kantor berita Yonhap, Kamis.

Ia mengatakan delapan lainnya juga dipulangkan. Sebuah kelompok di Seoul yang menyebut dirinya Kelompok Intelektual Solidaritas Korea Utara mengatakan dapat mengkonfirmasi bahwa China baru-baru ini memulangkan tiga warga Korea Utara, meskipun ada peluang lebih.

Lebih dari 21.700 warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan sejak perang 1950-1953, sebagian besar dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka biasanya melarikan diri dengan berjalan kaki ke Cina, bersembunyi dan kemudian melakukan perjalanan ke negara ketiga untuk mencari pemukiman di Korea Selatan, demikian AFP.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement