Sabtu 25 Feb 2012 16:38 WIB

IAEA Prihatin Soal Nuklir Iran, Harga Minyak Mentah Menggila

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Harga minyak mentah dunia terus melambung setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan barunya mengenai program nuklir Iran. Berdasarkan Laporan IAEA yang dirilis, Jumat (24/2), IAEA masih memiliki keprihatinan serius tentang kemungkinan adanya aspek-aspek militer dalam program nuklir Iran.

Namun, Duta Besar Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltaniyeh, mengungkapkan, laporan terbaru IAEA itu membenarkan status damai program nuklir Tehran.

Harga minyak mentah Brent naik 1,85 dolar pada Jumat (24/2) mencapai 125,47 dolar per barel, yang merupakan angka tertinggi sejak 29 April 2011. Minyak mentah AS untuk penyerahan bulan April meningkat 1,94 dolar menjadi 109,77 dolar per barel, dan merupakan penutupan harga tertinggi sejak 3 Mei.

Dan Flynn dari PFGBest Research di Chicago mengatakan, kenaikan itu diakiibatkan oleh laporan IAEA menyangkut program nuklir Iran.

Kenaikan harga minyak dipicu ketika Iran pekan lalu mengancam akan memutus ekspor minyaknya ke enam negara anggota Uni Eropa jika mereka menolak menandatangani jangka kontrak jangka panjang dengan Tehran.

Pada 19 Februari, Kementerian Perminyakan Iran mengumumkan bahwa mereka telah mengurangi ekspor minyaknya ke perusahaan Inggris dan Perancis.

Presiden AS Barack Obama menilai kenaikan harga bahan bakar itu adalah akibat dari tensi dengan Iran. Harga bensin AS telah melonjak hampir 9 sen pada Ahad lalu (19/2) menjadi 3,61 dolar per galon.

Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutunya menuding Tehran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya, dan menggunakan alasan itu untuk menjatuhkan empat putaran sanksi di Dewan Keamanan PBB, serta sanksi sepihak anti-Iran.

Iran membantah tuduhan itu dengan alasan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

sumber : irib
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement