Sabtu 25 Feb 2012 23:31 WIB

Akibat Aksi Pembakaran Alquran, Dua Perwira Amerika Serikat Tewas Ditembak

Mushaf alquran yang dibakar (ilustrasi)
Mushaf alquran yang dibakar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  KABUL -- Dua tentara Amerika Serikat yang ditembak mati di kantor Kementerian Dalam Negeri Kabul, Sabtu, diperkirakan seorang kolonel dan seorang lainnya mayor, kata sumber-sumber keamanan Afghanistan kepada Reuters.

Seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang berada di bawah komando Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengonfirmasikan dua personel mereka ditembak mati di Kabul oleh seorang yang menembakkan senjatanya ke mereka. Dia menolak mengatakan apakah pembunuh itu adalah anggota militer atau polisi Afghanistan.

Pembunuhan itu terjadi dalam hari kelima protes-protes keras anti-AS di seluruh negara itu gara-gara pembakaran Al Quran di satu pangkalan NATO. Insiden itu menegaskan perbedaan budaya yang dalam yang masih ada lebih dari 10 tahun setelah pasukan AS menyerbu untuk menggulingkan pemerintah Talibana dan ketidak percayaan publik yang kuat pada pasukan Barat untuk mestabilkan negara itu.

Satu sumber keamanan Afghanistan, yang berbicara tanpa bersedia namanya disebutkan mengatakan penembakan dua perwira militer AS itu di kantor Kementerian dalam Negeri itu bisa dikaitkan dengan pembakaran Alquran itu.

Empat warga Afghanistan ditembak mati oleh pasukan keamanan Afghanistan ketika pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan Sabtu, dengan satu usaha pemrotes menyerang satu kompleks PBB di utara.

Kendatipun Presiden AS Barack Obama meminta maaf atas peristiwa pembakaran Al Quran itu dan imbauan dari pemimin Afghanistan Hamid Karzai untuk menahan diri, ribuan orang melakukan unjuk rasa di jalan-jalan. Dua belas orang tewas puluhan launnya cedera, Jumat, hari paling berdarah dalam unjuk rasa.

Pada Kamis, seorang tentara nasional Afghanistan bergabung dalam aksi protes dan menembak mati dua tentara AS.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement