REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Barack Obama Sabtu mendukung langkah-langkah komandan NATO di Afghanistan untuk melindungi para petugas AS di sana setelah pembunuhan dua petugas AS di Kementerian Dalam Negeri.
Obama juga menyambut seruan Presiden Hamid Karzai untuk tenang, kata Gedung Putih. Presiden berbicara dengan Jenderal AS John Allen setelah NATO menarik semua staf yang bekerja di kementerian-kementerian Afghanistan menyusul serangan itu, yang terjadi di tengah protes kekerasan terhadap pembakaran lembar-lembar Kitab Suci Al-Quran di satu pangkalan militer NATO di dekat Kabul.
"Kami menyambut pernyataan mendorong pernyataan damai Presiden Karzai pagi ini, dan seruannya untuk dialog dan tenang," kata Gedung Putih dalam satu pernyataan. "Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk kemitraan dengan pemerintah dan rakyat Afghanistan."
Sehari sebelumnya, pada Sabtu (26/2, ratusan warga Afghanistan ikut mengambil bagian dalam aksi-aksi protes anti-AS di empat provinsi yang berbeda, kata pihak berwenang.
Itu adalah hari kelima demonstrasi marah karena pembakaran Kitab Suci Al Quran yang menewaskan 24 orang.
Unjuk rasa ditahan di timur Provinsi Logar dan Nangarhar, serta provinsi tengah Sari Pul, kata sumber-sumber pemerintah dan polisi setempat.
Mereka menambahkan bahwa pertemuan-pertemuan itu sejauh ini sebagian besar berlangsung damai.
Tetapi seorang demonstran di Mihtarlam, di Provinsi Laghman timurlaut, bernama Abdullah, yang ada di kerumunan massa "sekitar 2.000 orang " mengatakan "Unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan dan mereka melemparkan batu ke istana gubernur. "Senjata-senjata ditembakkan oleh pasukan keamanan."
Tidak ada pejabat setempat yang segera bisa dihubungi untuk mengkonfirmasi kejadian itu.