REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Warga di Afganistan kembali menggelar demo menentang pembakaran Alquran yang dilakukan militer Amerika Serikat. Aksi ini merupakan unjuk rasa hari ke lima. Setidaknya tiga orang tewas dalam demo tersebut. Sehingga total korban sudah mencapai 27 orang.
Menurut pejabat kepolisian, tentara Afganistan menembak mati dua orang ketika para pendemo membakar pertokoan dan gedung lainnya di propinsi Gunduz. Beberapa orang lainnya terluka.
Ribuan pengunjuk rasa juga mengepung kompleks PBB di ibukota Kunduz dan terjadi bentrokan dengan polisi. Demo di propinsi Laghman menyebabkan 20 orang terluka.
Para pengunjuk rasa melempari rumah kediaman gurbernur dengan batu dan polisi melepaskan tembakan. Awal minggu ini, presiden Amerika Barack Obama meminta maaf atas pembakaran Alquran.
Sebelumnya, pada demonstrasi anti-Amerika Jumat (24/2), enam orang tewas. Dua orang ditembak mati di ibukota Kabul. Sementara itu, di provinsi bagian barat Herat empat orang tewas dalam protes menentang dugaan pembakaran Quran di pangkalan militer Amerika.
Hal ini diumumkan pejabat Afghanistan. Sebelumnya, petugas kebersihan Afghanistan menemukan sisa-sisa pembakaran Alquran di pangkalan udara Amerika di Bagram.
Angkatan Udara Amerika di Afghanistan pun merasa malu. NATO dan militer Amerika mengumumkan akan mengadakan penyelidikan mendalam dan meminta maaf atas kejadian tersebut.