REPUBLIKA.CO.ID, Tewasnya dua tentara Amerika Serikat di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, memaksa Inggris menarik seluruh penasihat dan pelatih militernya dari kementerian dan instansi pemerintah Afghanistan.
Mehr News (26/2) melaporkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris, Sabtu (25/2) dalam wawancaranya dengan Xinhua mengatakan, "Menyusul tewasnya dua tentara Amerika di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Inggris mengambil langkah pencegahan dengan menarik seluruh penasihat dan pelatih militernya dari kementerian dan instansi pemerintahan Afghanistan."
Berdasarkan laporan tersebut, untuk sementara Inggris akan menarik tim penasihat dan pelatih militernya dari instansi di Kabul dan saat ini tengah membahas soal aktivitas mereka di masa mendatang.
Pada Sabtu (25/2) seorang penyerang menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri Afghanistan di Kabul, yang dijaga ketat. Dua tentara Amerika Serikat tewas dalam insiden tersebut. Aksi penembakan itu terjadi di dalam gedung kementerian dan dua penasihat militer Amerika yang bekerja di instansi tersebut tewas.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga membenarkan tewasnya dua tentara Amerika Serikat itu dan juru bicara militer Amerika di Afghanistan menyatakan bahwa pelaku aksi penembakan itu bukan orang Barat.
Para pejabat Amerika Serikat membenarkan kewarganegaraan dua korban tersebut. Hingga kini belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Namun banyak pihak yang berpendapat bahwa aksi penembakan tersebut ada kaitannya dengan amukan rakyat Afghanistan atas aksi pembakaran AlQuran oleh militer Amerika Serikat. Meski Presiden Amerika Barack Obama, dan Panglima NATO di Afghanistan telah mengucapkan permintaan maaf, akan tetapi rakyat Afghanistan masih belum puas dan menuntut pengadilan terhadap para pelaku aksi keji itu dan keluarnya pasukan asing dari negara mereka.