Senin 27 Feb 2012 06:25 WIB

Iran Tolak Kirim Minyak ke UE, Yunani Sengsara

Rep: Aghia Khumaesi / Red: Ramdhan Muhaimin
Ekspor Minyak Iran
Foto: presstv
Ekspor Minyak Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran menolak mengirim 500 ribu barel minyak ke Yunani. Hal ini sebagai lanjutan dalam menanggapi sanksi minyak Uni Eropa, yang dikenakan terhadap negara itu.

Menurut laporan Fars News Agency pada hari Minggu (26/2), kapal tanker minyak yang datang untuk membawa 500 ribu barel minyak mentah Iran, ke kompleks penyulingan Hellenic di Yunani terpaksa pulang dengan tangan kosong, setelah Republik Islam menolak untuk memberikan kiriman.

Menteri luar negeri  Uni Eropa, sepakat pada tanggal 23 Januari untuk melarang impor minyak dari Iran dan membekukan aset Bank Sentral Iran di Uni Eropa. Sanksi akan menjadi sepenuhnya efektif pada tanggal 1 Juli 2012, untuk memberikan anggota Uni Eropa menyatakan cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan menemukan alternatif pasokan minyak mentah.

Keputusan Uni Eropa mengikuti sanksi serupa oleh Washington pada sektor energi dan keuangan Iran pada malam tahun baru yang berusaha untuk menghukum negara-negara lain untuk membeli minyak Iran atau berurusan dengan bank sentral.

Komite Perbankan Senat pada tanggal 2 Februari mengadopsi paket sanksi baru yang lebih keras menargetkan minyak nasional Iran dan perusahaan tanker, menyetujui pemerintah AS untuk memberlakukan larangan perusahaan asing yang membeli minyak dari Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) atau minyak yang dikirim oleh yang Tanker Perusahaan Nasional Iran (NITC).

Pada tanggal 16 Februari, Iran menghentikan ekspor minyak ke perusahaan-perusahaan Inggris dan Perancis sejalan dengan keputusan untuk mengakhiri ekspor minyak mentah ke enam negara Eropa dalam menanggapi sanksi yang dikenakan pada sektor energi di negara itu.

Pengumuman itu menyebabkan lonjakan besar dalam harga minyak mendorong harga minyak mentah menjadi lebih dari 122 dolar per barel.

Para pejabat Iran telah berulang kali mengatakan bahwa negara itu, tidak memiliki masalah dalam mengekspor dan menjual minyak mentah ke pelanggan.

Iran mengumumkan pada tanggal 21 Februari bahwa, Iran akan terus mengekspor minyak ke Uni Eropa jika negara-negara anggota Uni Eropa, memberikan jaminan untuk membayar harga dan menandatangani kontrak menengah dan jangka panjang pembelian minyak.

Sementara Yunani, telah mengalami resesi sejak 2009 lalu. Meskipun, pemotongan penghematan dan menerima dana talangan. Negara ini memiliki beban utang tertinggi secara proporsional dengan ukuran ekonominya.

sumber : presstv
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement