REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Aksi mengutuk tindakan tentara AS yang membakar Alquran terus berlanjut. Pemimpin Syed Ali Shah Geelani dalam Koferensi Hurriyat, telah mengutuk keras pembakaran Holy Quran oleh tentara NATO di Afghanistan. Serta penembakan yang dilakukan NATO pada pengunjuk rasa di mana puluhan Muslim tewas.
"Anti-Islam mencoba untuk sedikit dengan emosi umat Islam, memprovokasi mereka untuk kekerasan dengan maksud untuk menodai citra Islam," Kata geelani, dikutip IRNA, Ahad (26/2).
"Ini bukan untuk pertama kalinya, Al-Qur'an telah dinodai. Apa yang terjadi di Afghanistan bukan peristiwa yang terisolasi," tambahnya.
Menurutnya, rakyat Afghanistan adalah orang-orang pemberani, yang tidak akan pernah membiarkan setiap tindakan yang menyakiti sentimen keagamaan, mereka turun ke jalan untuk memprotes tindakan menghujat seperti tentara Amerika.
Dia menambahkan bahwa, Islam berdiri untuk perdamaian dan menerima berkembangnya pesan sederhana dan universal untuk pasukan anti-Islam.
"Mereka tahu bahwa semakin banyak pesan perdamaian dan persaudaraan universal menyebar di sekitar, semakin sulit akan bagi mereka untuk mengeksploitasi rakyat. Oleh karena itu mereka melaksanakan insiden keji pada umat Muslim sebagai tidak beradab dan ekstremis, "katanya.
Geelani mengatakan, waktunya telah tiba bagi umat Islam untuk melihat melalui rencana permainan pasukan anti-Islam dan berkembang dengan kalibrasi untuk menghadapinya.
Geelani juga menarik ulama Islam dan Alims di seluruh dunia untuk mendidik umat Islam, tentang konspirasi dan juga mengangkat suara mereka melawan insiden penghinaan tersebut.