REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Dinas penerbangan Yaman membatalkan semua pesawat yang akan masuk ke bandar udara internasional di ibu kotanya, Sanaa, akibat gelombang badai pasir, Ahad (26/2). Bada pasir mengurangi daya pandang jadi hampir nol di banyak bagian negeri itu.
"Tak ada masalah bagi pesawat yang lepas landas, tapi ada kesulitan dalam pendaratan akibat tebalnya debu dan rendahnya daya pandang horizontal. Oleh karena itu, kami untuk sementara mengalihkan pesawat yang datang ke bandar udara Sana'a ke bandar udara lain di Yaman," kata Direktur Bandar Udara Sana'a Naji al-Muraqab kepada kantor berita resmi Yaman, Saba, Senin (27/2).
Pusat Meteorologi Nasional sebelumnya telah memperingatkan badai pasir yang datang dari bagian tengah Jazirah Arab dan Gurun Rub'al Khali (Empty Quarter) mendekati beberapa provinsi Yaman tengah, kata Saba. Akibatnya ialah daya pandang sangat rendah.
Gurun Rub'al Khali (atau Emprty Quarter) adalah salah satu gurun terbesar di dunia, yang mencakup sebagian besar dari sepertiga bagian selatan Jazirah Arab. Hamparan pasir tersebut meliputi sebagian besar Arab Saudi dan beberapa bagian Oman, Uni Emirat Arab dan Yaman.
Gurun itu memiliki luas 650.000 kilometer persegi. Selain Sana'a, badai pasir juga menghalangi daya pandang di provinsi Saada, Amran, Al-Jouf, Hajja, Dhamar, Al-Mahra, Hadhramauth, Marib, Shabwa dan Al-Bayda, demikian pernyataan pusat meteorologi.