REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Ninja perempuan Iran telah menolak laporan media Barat baru-baru ini, yang menggambarkan mereka sebagai pembunuh. Mereka mengatakan bahwa, mereka melakukan pelatihan sebagai atlet reguler dan seniman bela diri.
Bulan lalu, Press TV menayangkan sebuah laporan tentang pelatihan Ninjutsu wanita Iran, dan meraih perhatian media di seluruh dunia.
Laporan media-media tersebut menyatakan atlet Ninjutsu wanita Iran sebagai pembunuh yang menyamar dalam pelayanan Republik Islam.
Pendiri Ninjutsu di Iran, Sensei Akbar Faraji mengutuk dan menolak laporan menyesatkan tesebut. "Kami hanya atlet yang tertarik dalam seni bela diri Itu saja, dan kami sangat menikmati olahraga. kami memiliki keluhan terhadap mereka yang menggambarkan kita sebagai sesuatu yag tidak kita lakukan. Saya menuntut bahwa mereka harus memberitahu orang-orang kebenaran tentang kami yang sesunguhnya," kata Faraji, yang dikutip Press TV, Selasa (28/2).
Trainee Ninjutsu, Khatereh Jalilzadeh menjelaskan saat dihubungi oleh Reuters. "Tanya dia, apakah saya akan membela tanah air saya, jika diserang oleh Israel atau Amerika Serikat. Saya pikir sudah jelas bahwa tidak hanya setiap Iran akan melakukannya, tetapi orang dari manapun di dunia akan membela tanah air mereka, "katanya.
"Aku cinta seni bela diri dan saya telah mencoba beberapa gaya yang berbeda sebelumnya, tapi aku menemukan Ninjutsu menjadi olahraga dengan lebih banyak variasi di dalamnya," kata atlet lain.