REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran tampaknya serius untuk mengurangi penggunaan mata uang dolar AS. Presiden Bank Sentral Iran, Mahmoud Bahmani mengatakan, dalam pertukaran dagang dengan berbagai negara, Iran mulai menerima mata uang negara bersangkutan dan emas, selain menggunakan dolar AS.
Bahmani menegaskan, dalam transaksi dengan Cina dan India, Iran menggunakan mata uang dolar dan juga pertukaran barang. Pihaknya mengaku Iran tidak menemui kendala.
"Jika sebuah negara ingin membayar dengan menggunakan emas, kami tidak punya masalah dengan hal itu," tutur Bahmani.
Menyinggung kondisi valuta asing di Iran, Bahmani menegaskan bahwa pemerintah telah menyediakan valuta asing untuk para importir dan tidak ditemukan kendala dalam hal ini.