REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh mengatakan penyelenggaraan pemilu parlemen yang akan dilangsungkan dalam tiga hari ke depan harus berdasarkan kehendak rakyat tanpa adanya tekanan sedikit pun.
"Rakyat yang menentukan pejabat yang akan mewakili mereka. Mereka melihat dan mendengar bagaimana calon dan kemudian mereka yang menentukan," kata Mahmoud Farazandeh di Jakarta, Selasa malam.
Farazandeh mengatakan walaupun Iran ditekan secara politik namun partisipasi aktif rakyat Iran jualah yang nantinya akan menentukan nasib bangsa itu ke depan. Pemilu parlemen yang diselenggarakan pada 2 Maret itu merupakan pemilu kesembilan.
"Pemilu tersebut diikuti calon yang berasal dari berbagai fraksi politik," kata dia.
Dewan Garda Konstitusi Republik Islam Iran mengkonfirmasi lolosnya 3.444 calon dalam uji kelayakan. Jumlah calon yang lolos uji kelayakan sebagai calon legislatif dalam pemilu parlemen melewati angka 70 persen dari pendaftar. Nama-nama mereka telah diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kementerian Dalam Negeri Iran.
Lembaga hak asasi manusia Amnesty International dalam pernyataan resminya mengatakan tekanan terhadap kebebasan berekspresi di Iran meningkat secara dramatis menjelang digelarnya pemilu parlemen.
Pemerintah Iran telah menangkap puluhan aktivis yang menggelar aksi protes yang dimotori oleh pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi. Lembaga tersebut merilis, dalam beberapa bulan terakhir sejumlah pengacara, mahasiswa, wartawan, aktivis politik, kelompok minoritas, dan sutradara telah dijebloskan ke penjara oleh pemerintah.