REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pria Mesir ditangkap di Kairo, Rabu (29/2). Dia dituding oleh Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu pimpinan Al Qaidah, tapi pria itu membantah terkait hal itu dan mengatakan bahwa ada kesalahan identitas. Pria bernama Mohammad Ibrahim Makkawi ditangkap saat ia tiba di Bandara Kairo dari Pakistan, melalui Dubai. Dia ditanyai oleh petugas bandara dan keamanan.
Makkawi menegaskan bahwa dirinya bukanlah pimpinan Al Qaidah yang dikenal sebagai Saif al-Adel. Dia bersikeras tak ada kaitannya dengan kelompok keras itu sejak 1989. Kepergiannya ke Mesir dengan menggunakan dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Mesir di Islamabad.
AS mendata nama Mohammad Ibrahim Makkawi adalah nama asli dari Saif al-Adel, atau nama samaran yang berarti 'Pedang Keadilan'. Tapi, menurut mantan anggota kelompok itu menyebutkan sebelumnya bahwa keduanya adalah orang yang berbeda dan identifikasi AS salah.
"Saya bukan Saif al-Adel yang dicari-cari. Apa yang dikatakan tentang saya itu bohong. Saya tak pernah ambil bagian dalam aksi terhadap rakyat," katanya seperti diberikata Associated Press, Rabu.
Dia menyatakan, keputusannya untuk ke Mesir adalah untuk hidup dengan damai, karena dia mengaku tidak bersalah. Saat ini, dia diperkirakan berusia sekitar 50-an tahun.
Saif al-Adel adalah orang Mesir yang diduga berperan dalam pengeboman kedutaan-kedutaan besar AS di Tanzania dan Kenya pada 7 Agustus 1998. Pengeboman itu telah menewaskan 224 orang. Ia adalah figur aveteran di Al Qaidah dan diperaya untuk memimpin pasukannya. Setelah AS diserang pada 9/11, Saif al-Adel terbang ke Iran, di mana dia dilaporkan jadi tahanan rumah, meskipun diyakini, dia tetap aktif dalam beberapa tahun ini dan diizinkan bepergian ke Pakistan.
Namun, pejabat senior di bagian Keamanan Mesir mendukung pernyataan Makawi. Dia mengatakan, Makkawi adalah mantan tentara yang meninggalkan Mesir pada tahun 1980-an untuk bergabung dalam perang melawan Rusia di Afghanistan.