Rabu 29 Feb 2012 23:48 WIB

Miliki Kekuatan Rahasia, Iran Siap Hadapi Siapa Saja?

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi pada Selasa menegaskan kembali bahwa Iran siap menghadapi segala bentuk ancaman asing.

Vahidi menekankan kesiapan Iran untuk berhadapan dengan segala bentuk agresi dan mengatakan pihak musuh mereka tidak tahu tentang kemampuan pertahanan Iran karena negara itu memiliki kemampuan rahasia yang disiapkan untuk kondisi tertentu, demikian menurut laporan Fars.

"Republik Islam Iran memiliki berbagai kemampuan yang disiapkan untuk menghadapi situasi buruk, kami belum mengungkap semuanya," kata Vahidi kepada kantor berita Fars, Selasa.

Vahidi juga mengingatkan tentang tindakan balasan yang akan diambil Iran jika ada langkah agresif yang dilakukan pihak musuh. Dia juga mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya akan menghadapi "lingkungan baru" jika mereka memutuskan perang dengan Iran.

Pada Senin, Vahidi mengatakan Iran akan menghadapi segala ancaman dari Israel dan pihak Barat.

"Iran akan melakukan langkah balasan yang sesuai guna menjawab ancaman yang dilakukan dan kami pastikan langkah itu akan membuat pihak lawan menyesali aksinya," kata Vahidi kepada wartawan, Senin.

Laporan kuartal yang dirilis Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menunjukkan bahwa badan pengawas nuklir dunia itu masih khawatir atas kemungkinan dimensi militer dari program nuklir Iran, karena negara Timur Tengah itu telah meningkatkan aktifitas pengayaan uraniumnya dalam beberapa bulan terakhir.

Pengayaan uranium Iran meningkatkan kekhawatiran negara Barat karena hal itu dianggap sebagai upaya untuk mendorong kemampuan nuklir mereka untuk tujuan militer. Namun Iran bersikeras program tersebut murni bertujuan damai dan akan digunakan untuk pembangkit listrik serta perawatan medis.

Israel, yang merupakan seteru abadi Iran, mengancam akan melancarkan operasi militer terhadap instalasi nuklir Iran.

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, pada Selasa bertolak menuju Washington guna membahas program nuklir Iran itu dengan sejumlah pejabat senior Amerika Serikat. Kunjungan tersebut mengawali serangkaian kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Shimon Peres yang dijadwalkan berlangsung pekan depan.

Netanyahu mengumumkan rencana kunjungan itu ketika membuka rapat kabine mingguan, Minggu, dengan mengatakan pembicaraannya dengan sejumlah pejabat AS bisa jadi mengguncang stabilitas regional.

"Sementara kami membahas semua masalah itu, tak diragukan lagi ada satu isu yang menjadi pusat perhatian, tentu saja tentang peningkatan kekuatan Iran dan program nuklir mereka," kata Netanyahu.

Di pihak lain, Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, pada Selasa mengatakan Iran berharap pihaknya dapat melanjutkan pembicaraan dengan IAEA.

Ketika berbicara dalam sebuah konferensi perlucutan senjata di Jenewa, Swiss, Salehi mengatakan pembicaraan Iran dan IAEA tidak mencapai kesepakatan apapun karena Iran menginginkan pengembangan sebuah kerangka kerja sama antara kedua pihak.

Direktur IAEA, Yukiya Amano, pekan lalu mengatakan tidak ada kesepakatan yang dicapai dengan Iran terkait program nuklir mereka selama kunjungan yang dilakukan tim ahli IAEA ke Teheran yang merupakan bagian dari pembicaraan babak kedua dengan pejabat Iran, demikian Xinhua-OANA.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement