REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki sebagai anggota Fakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tetap menegaskan dukungannya kepada program nuklir Iran. Padahal hampir semua negara NATO terus menolak program nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan, putaran baru pembicaraan antara Iran dan kelompok negara 5 +1, tetap harus dilanjutkan. Ankara siap mendukung Teheran dalam pembicaraan dengan negara 5 +1, yang terdiri dari Rusia, Cina, Prancis, Inggris, AS, dan Jerman.
Pernyataan itu dikemukakan Davutoglu dalam pembicaraan via telpon dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, yang dilansir dalam IRIB, Kamis (1/3). Iran dan kelompok 5+1 mengadakan dua putaran pembicaraan, satu di Jenewa pada bulan Desember 2010 dan satu lagi di Istanbul, Turki pada Januari 2011.
Tehran menegaskan kesiapannya melanjutkan perundingan berdasarkan konsensus umum, namun tidak akan menyerah atas hak legalnya.
Amerika Serikat, Israel, dan sekutunya menuduh Teheran mengejar tujuan militer dalam program energi nuklirnya, dan menggunakan dalih ini untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran dan mengancam akan menyerang negara itu.
Iran adalah penandatangan traktat non-proliferasi nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berhak mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.