Jumat 02 Mar 2012 05:28 WIB

PBB Desak Pelaku Pembakaran Alquran Dihukum

Dua orang serdadu AS saat bertugas di Afghanistan.
Foto: AP
Dua orang serdadu AS saat bertugas di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL---PBB mendesak agar pelaku pembakaran Alquran di Afghanistan harus dihukum. Namun, ia mendesak peningkatan hubungan antara masyarakat internasional dan rakyat Afghanistan. "Itu tidak mempengaruhi tekad kami untuk bekerja sama dengan rakyat dan pemerintah Afghanistan," kata utusan khusus PBB untuk Afghanistan Jan Kubis setelah gelombang protes mematikan.

 

Ia menyebut pembakaran itu sebagai "sebuah kesalahan yang sangat patut disesalkan... sangat menyedihkan" dan mengatakan, PBB berharap ada "tindakan disiplin" pada akhir penyelidikan.

Pernyataan utusan PBB itu disampaikan pada hari yang sama ketika dua prajurit NATO tewas ditembak oleh rekan-rekan Afghanistan mereka dalam salah satu dari sejumlah serangan setelah pembakaran Alquran di salah satu pangkalan AS di Afghanistan bulan lalu.

Pembakaran itu menyulut protes luas yang mengakibatkan 30 orang tewas dan lebih dari 200 cedera. NATO menarik seluruh penasihatnya dari kementerian-kementerian Afghanistan pada Sabtu lalu setelah dua perwira AS ditembak mati di dalam lingkungan kementerian dalam negeri.

Pada hari keenam protes anti-AS, tujuh pelatih militer AS cedera ketika sebuah granat dilempar ke pangkalan mereka di Afghanistan utara.

NATO mengkonfirmasi terjadi ledakan di luar salah satu pangkalannya di Afghanistan utara namun menolak memberikan penjelasan mengenai korban.

Protes anti-AS sejauh ini melukai lebih dari 200 orang dan menewaskan 30, termasuk dua prajurit AS yang ditembak mati oleh seorang prajurit Afghanistan yang bergabung dalam pawai protes di wilayah timur negara itu.

Beberapa sumber keamanan mengidentifikasi Abdul Saboor, seorang aparat intelijen kepolisian Afghanistan yang berusia 25 tahun, sebagai tersangka dalam penembakan prajurit AS dalam jarak dekat di dalam gedung Kementerian Dalam Negeri Afghanistan. Tersangka itu kini melarikan diri.

Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan mengatakan, penembakan itu dilakukan sebagai pembalasan atas pembakaran Alquran.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang 2010, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement