REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menyusul ketegangan atas pengekspor minyak mentah utama Iran, harga minyak terus melonjak. "Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan ... karena situasi Iran kembali terlihat menjadi pendorong utama pasar," kata Jack Pollard, analis di Sucden Financial Research.
"Sementara kami telah mendengar sedikit di dalam perkembangan baru, ada perasaan bahwa semakin lama situasi bertahan ada sifat yang lebih volatile dari situasi yang mungkin terjadi dengan Iran ditekan oleh sanksi internasional yang pada akhirnya, (harga) minyak mentah positif."
Tak hanya faktor Iran, kenaikan minyak juga dipicu oleh adanya data ekonomi positif dari Cina serta Amerika Serikat, dua negara konsumen energi terbesar di dunia. Angka menunjukkan aktivitas manufaktur di Cina meningkat untuk ketiga bulan berturut-turut pada Februari karena pesanan ekspor naik.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, naik 45 sen menjadi 107,52 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April melonjak 1,47 dolar AS menjadi menetap pada 124,13 dolar AS di London.