REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -— Seorang politisi senior Turki, Namik Kemal Zeybek, mengingatkan, jika Amerika Serikat (AS) menyerang Iran, maka hegemoni negeri adidaya itu bakal berakhir alias tamat.
Zeybek mengatakan mereka yang mengancam untuk memulai perang terhadap Iran harus mengingat delapan tahun pertahanan Republik Islam terhadap Irak 1980-1988.
"Republik Islam Iran, bahkan pada hari yang paling awal setelah Revolusi Islam, tidak memiliki militer yang terorganisir. Namun Iran berhasil mempertahankan wilayahnya melawan pasukan bersenjata lengkap dan terlatih ke Irak yang merupakan sekutu AS dan Barat," ujar Zeybek.
Menurutnya, setiap serangan terhadap Iran akan mengakhiri AS dan mengarah pada disintegrasi AS. “Beberapa negara bagian selatan terganggu oleh kebijakan gila perang AS dan ingin terpisah dari AS, dan satu hari ini akan terjadi, "pungkasnya.
Pada Jumat (2/3), Wakil Perdana Menteri Turki Ali Babacan mengatakan Ankara menentang segala bentuk intervensi militer yang ditujukan untuk mengakhiri program energi nuklir Iran. "Masalah program nuklir Iran harus melalui penyelesaian diplomasi," katanya saat Konferensi Dialog Bosporus Aspen di Istanbul.
Ia menekankan tentang perlunya negosiasi antara Iran dan P5 +1 yang melibatkan AS, Inggris, Prancis, Cina, Rusia dan Jerman. Ia juga menyarankan kekuatan dunia untuk benar-benar fokus pada penyelesaian diplomatik dan tulus bekerja untuk itu.
AS dan Israel sering mengancam Iran dengan kemungkinan serangan militer terhadap fasilitas nuklir negara itu mengklaim bahwa Teheran berusaha untuk memproduksi senjata nuklir. Sementara Iran telah membantah tuduhan Barat tentang program membuat senjata nuklir.