REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Terus memanasnya situasi di Suriah dianggap akan mengancam kepentingan Israel di Timur Tengah. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Liebermen dalam wawancara dengan radio Israel, Ahad (4/3).
"Ketidakmampuan dunia internasional meredam situasi di Suriah tidak dapat menjaga keamanan kita," ujarnya. Pada statiun radio Israel, Lieberman juga terus mencoba meyakinkan Amerika Serikat (AS) untuk mengambil langkah nyata berupa solusi cepat bagi Suriah. Israel juga meminta Washigton kembali fokus pada sanksi ekonomi dan serangan militer kepada Iran.
Komentar Liebermen ini, sebagai upaya menekan AS ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu akan mengadakan pembicaraan intensif kepada Presiden AS, Barack Obama, di Washington Senin (5/3).
Sebelum pembicaraan kunci Netanyahu dengan Obama, Israel telah sepakat visi bersama dengan AS di Timur Tengah. Namun tampaknya Gedung Putih juga memiliki pandangan lain yang akan diambil sebelum memutuskan cara militer.
Selama persinggahan akhir pekannya di Kanada dan sebelum pertemuan Washington, Netanyahu mengingatkan kembali tekanan diplomatik dan sanksi keras kepada Iran.
"Solusi akhir adalah ketika Iran meninggalkan program nuklirnya," kata Netanyahu dalam kunjungan ke parlemen Kanada, dan bertemu dengan Perdana Menteri Kadana, Stephen Harper, Jumat (2/3).
Isarel terus memaksa AS dan negara sekutu lain memilih intervensi militer untuk menjaga situasi di Suriah. Hasutan serangan militer Israel ini juga berlaku untuk Iran, sebagai solusi terakhir bagi sanksi ekonomi yang telah diterapkan negara AS dan sekutunya.