REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Perdagangan Thailand ternyata juga terkena dampak atas sanksi embargo Iran. Ketua Dewan Bisnis Thailand-Iran, Anirut Samutkochorn mengkritik habis-habisan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang menjatuhkan sanksi terhadap Iran sehingga merugkan perusahaan keuangan di Thailand.
Dalam harian artikel The Bangkok Post, yang dilansir Presstv, Senin (4/3), Anirut meyakini sanksi barat terhadap Teheran akhirnya pasti akan gagal, dan akan menjadi bumerang bagi ekonomi dunia.
"Kami tidak ada hubungannya dengan masalah politik. Kami hanya ingin berusaha untuk hidup normal dengan berbisnis. Dan dampaknya bukan hanya orang Iran yang terpengaruh tetapi kita Thailand juga," kata Anirut.
Namun, Anirut menekankan, bahwa para pengusaha akan selalu menemukan jalannya sendiri. Dia bahkan meminta pemerintah Thailand untuk mengevaluasi hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Amerika Serikat.
"Mengapa kita harus patuh pada semua peraturan anti-dumping, keselamatan, kekayaan intelektual dan lainnya yang mereka gunakan untuk melindungi bisnis mereka sendiri?," ungkapnya.
Amerika Serikat, Israel dan beberapa sekutunya menuduh Tehran mengejar tujuan militer dalam program energi nuklirnya dan telah menggunakan dalih ini untuk mendorong empat putaran sanksi PBB dan serangkaian sanksi sepihak terhadap Iran.