REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga survei Gallup melakukan survei tahunan jelang pembicaraan antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Senin (5/3). Hasilnya cukup mencengangkan karena sebagian responden yang merupakan warga Amerika Serikat itu lebih prihatin pada Israel daripada Palestina.
"Saat negara di seluruh Timur Tengah mengalami perubahan penuh gejolak dan mungkin membuat wilayah ini menjadi lebih politis tidak stabil, warga Amerika masih melihat Israel sebagai sesuatu yang penting,'' bunyi pernyataan Gallup.
Pada konteks konflik Israel-Palestina, warga Amerika juga diminta pendapatnya di sisi mana mereka bersimpati. Sebanyak 63 persen mengatakan Israel. Sementara, hanya 15 persen yang menyatakan simpati pada Palestina. Lainnya mengatakan tidak memiliki pendapat.
"Untuk pertama kalinya sejak 1991, sebanyak 6 dari 10 orang Amerika mengatakan simpati mereka kepada Israel dibandingkan Palestina," kata Gallup.
Sampel survei dibagi berdasarkan afiliasi politik. Hal tersebut mengakibatkan 78 persen dari Partai Republik mengatakan mereka di sisi yang lebih mendukung Israel.
Hasil jajak pendapat Gallup didasarkan pada wawancara telepon dengan sampel acak dari 1.029 orang dewasa dengan usia mulai 18 tahun. Masing-masing responden berada di 50 negara bagian AS dan Kolombia.