REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM - Dua truk gandeng bergerak dari Gaza menuju tepi barat, Senin (5/3). Dua truk gandeng ini membawa produk buatan asli Gaza dan akan diekspor keluar Gaza. Ini adalah ekspor Gaza pertama kalinya sejak lima tahun sempat terhenti.
Produk biskuit buatan Gaza, akan dikirim ke anak-anak Palestina di tepi barat bersama bantuan makanan dari program pangan dunia (WFP) PBB. Ini adalah untuk pertama kalinya ekspor Gaza bersama 19 truk lain yang disetujui otoritas Israel.
Meski mendapat izin, sayangnya ekspor Gaza ini di bawah pengawasan organisasi dagang Israel, Gisha.
"Langkah ini penting untuk pemenuhan komitmen pemerintah Israel membangun kembali ekonomi bagi warga Palestina di Gaza," ungkap Direktur Gisha, Sari Bashi.
Bashi sempat merasa heran mengapa selama ini Israel melarang ekspor ke Gaza. "Jika pemasaran barang ke Tepi Barat dapat disetujui, mengapa hal itu tidak dapat diizinkan secara rutin?," ungkapnya.
WFP sebelumnya telah dipaksa oleh Israel untuk mengimpor barang dari Israel, Mesir atau Turki untuk pemenuhan bantuan Palestina. Setelah enam bulan negosiasi alot dengan pemerintah Israel, badan internasional pangan dunia mendapatkan izin untuk ekspor dari Gaza.
Peningkatan produksi di Gaza telah menciptakan 60 pekerjaan di wilayah ini. Dan WFP berencana menyuntikkan lebih dari 2 juta dolar AS ke perekonomian Gaza.
Perekonomian Gaza telah runtuh di bawah blokade Israel yang diperketat pada 2007 setelah Hamas mengambil alih kekuasaan. Selama itu juga sekitar 83 persen dari pabrik-pabrik di Gaza tutup dan seluruh karyawan menganggur.