REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Uni Eropa dan Unicef berhasil mencapai kemajuan dalam memberantas sunat perempuan. Proyek Uni Eropa dan Unicef berhasil mencegah ribuan perempuan menjadi korban mutilasi alat kelamin perempuan.
Hal itu diumumkan Komisi Eropa yang merupakan pengurus harian Uni Eropa. Kemajuan terbesar, seperti diungkapkan adalah seperti yang sudah berlangsung di Senegal.
Senegal menjadi negara pertama di mana kebiasaan yang sudah lama menjadi tradisi rakyat itu akan bisa dihentikan sejak pada 2015 mendatang.
Berkat perubahan mental sunat perempuan juga berhasil diberantas di Mesir dan Ethiopia walaupun memerlukan waktu yang lebih lama.
Komisaris Eropa untuk pembangunan Andris Piebalgs menyebut sunat perempuan sebagai pelanggaran HAM. Sunat perempuan di abad ke-21 menurutnya sama sekali tidak bisa diterima lagi.