REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Israel terkejut dengan kontrak pertahanan baru India. Dalam klausal kontrak Kementerian Pertahanan terbarunya, India telah melarang penggunaan senjata dari produsen Israel untuk satu dekade berikutnya.
India mengumumkan kontrak pertahanan baru tersebut pada Selasa (6/3), lengkap dengan daftar hitam dari sumber produsen senjata. Sebuah perusahaan senjata Israel dan lima perusahaan lain dari India, Swiss, Rusia serta Singapura masuk dalam daftar hitam tersebut.
Perusahaan-perusahaan tersebut masuk daftar hitam, karena dianggap telah menyuap pejabat India untuk memenangkan kontrak. Kementerian Pertahanan Israel, Rabu (7/3) membantah tuduhan India tersebut.
Kementerian Pertahanan Israel lebih lanjut akan berkonsultasi dengan perusahaan India untuk menanggapi larangan tersebut. Sebab, India, Cina dan negara-negara Asia lain adalah pasar utama bagi perusahaan pertahanan Israel.